17.7.12

Melaksanakan Puasa Tapi Tidak Mendapatkan Pahala

 

Melaksanakan Puasa Tapi Tidak Mendapatkan Pahala


Allah SwT berfirman:  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Bulan suci Ramdhan nan mulia telah hadir. Bulan yang selalu dinanti-nantikan kehadirannya oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Umat Islam di seantero dunia menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan dengan penuh sukacita, berharap pahala, berkah, rahmat dan ampunan dari Allah SwT dapat diraih, karena memang hanya akan diberikan kepada hamba-Nya yang menginginkan. Yaitu hamba-Nya yang mengisi bulan suci Ramadhan dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat sesuai dengan perintah Allah SwT dan arahan dari Rasulullah Saw. Sabda Rasulullah Saw: “ Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini, harus senantiasa memperhatikan segala macam tindak tanduk perbuatan, agar ibadah yang kita laksanakan tidak menjadi sia-sia. Ada beberapa perbuatan yang dapat menghilangkan pahala puasa, ironisnya banyak yang melakukan tetapi justru tidak menyadarinya. Rasulullah Saw bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi bagian atau balasan dari puasanya adalah lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang yang shalat malam (tarawih) tetapi balasan dari shalatnya hanyalah capai dan kantuk saja.” (HR. Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad, Al-Baihaqi)

Ada beberapa hal atau perbuatan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa, sehingga ibadah puasanya menjadi sia-sia, yaitu: pertama, berkata dusta (al-Kidzb). Kedua, menggunjing (al-Ghibah). Ketiga, mengadu domba (al-Namimah). Keempat, bersumpah palsu. Dan kelima, memandang penuh nafsu (al-Nadzhar bi Syahwah).

Rasulullah Saw bersabda dari Abu Hurairah ra: “Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari).

Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Orang yang berpuasa adalah orang yang menahan organ-organ tubuhnya dari perbuatan dosa; lidahnya dari berbohong, ucapan keji, dan palsu; perutnya dari makan dan minum; dan kemaluannya dari perbuatn tidak senonoh. Jika berbuat, dia tidak berbuat sesuatu yang dapat merusak puasanya. Jika berbicara, dia tidak berbicara dengan pembicaraan yang dapat menodai puasanya. Maka yang keluar dari lisannya hanyalah perkataan yang baik dan bermanfaat. Begitupula dengan amal perbuatannya, yang memberi manfaat kepada siapa pun yang bergaul dengannya, karena dia dapat memberikan rasa aman di hati orang yang bergaul dengannya dari kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan kezhaliman.”

Mumpung puasa baru beberapa hari, seyogyanya kita introspeksi diri, apakah ibadah puasa yang tengah kita laksanakan sekarang sudah dapat terjaga dari lima perkara di atas yang dapat membuat ibadah puasa kita sia-sia. Yang dapat menghilangkan pahala puasa, sehingga yang didapatkan hanyalah rasa lapar dan dahaga saja.

Dengan demikian kita dapat mengetahui kekuarangan-kekurangan ibadah puasa kita, sehingga dapat menambal kekurangannya setiap hari. Ibadah puasa sesuai dengan yang disyariatkan oleh Islam, tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja, melainkan dapat mengimplementasikan ibadah puasa dalam kehidupan sehari-hari dengan perbuatan dan perkataan yang bermanfaat bagi sekitar dan memberikan rasa aman dan tentram bagi sesama manusia, seperti apa yang diutarakan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah.

0 komentar:

Posting Komentar

makalah

Arsip Blog